PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses yang tertata mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, hingga evaluasi.seluruh tahap itu harus dilakukan oleh seorang
pengajar. Karena pengajar atau guru merupakan pelaku (subjek) dalam
pembelajaran dan siswa sebagai objek, maka seorang guru harus yang melaksanakan
proses tersebut. Dan sudah menjadi barang tentu, proses tersebut harus
melibatkan siswa secara aktif
Terlebih pada tahap evaluasi, tahap ini sangatlah diperlukan. Setelah
seorang guru melakukan perencanaan, dan melaksanakannya, untuk mengetahui
tingkat keefektifan dan kepahaman siswa pada suatu materi harus diuji dengan
cara evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah tes.
Dengan tes ini seorang guru dapat mengetahui tingkat kepahaman siswa dalam
memahami materi yang telah diajarkan dan keefektifan guru dalam mengajarkan
suatu materi.
Bentuk tes dalam pelajaran bahasa dapat dibuat dua macam yakni objektif dan
uraian. Maka dari itu penyusun makalah akan berusaha menjelaskan keduanya.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini dimaksudkan agar memberi kepahaman
kepada calon guru tentang dua bentuk tes dalam pengajaran bahasa yang semoga
dapat diterapkan dikemudian hari.
PEMBAHASAN
II.1 Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang terdiri dari item-item(stem) yang dapat
dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif(option) yang benar dari
alternatif yang tersedia atau dengan mengisi jawaban yang benar. Menurut DRS.
M. Fachrudin Djalal dalam bukunya Penilain dalam pengajaran bahasa Arab (1991),
tes dikatakan obyektif apabila jawabannya pasti hanya itu yang benar, fair dan
tidak ada khilaf.
Kelebihan tes obyektif diantaranya :
1.
Dapat
mencakup sample yang lebih luas dalam waktu yang lebih pendek, sehingga lebih
representatif.
2.
Obyektif
dalam pembijian.
3.
Lebih
mudah dan cepat pemeriksaannya.
4.
Biji
dapat diolah secara mekanis
5.
Dapat
diulang pemakaiannya karena jumlah item yang banyak sehingga sulit dihafal.
6.
Releabilitas
skor terjamin sebab jawaban sudah pasti.
Kelemahan tes obyektif diantaranya :
1.
Dapat
diterka jawabannya
2.
Memerlukan
biaya administrasi yang tidak sedikit.
3.
Penyusunan
soal memerlukan waktu yang lama.
II.2 BENTUK-BENTUK TES OBYEKTIF
Secara garis besar tipe soal/tes obyektif dibagi dalam tiga bagian
:
1.
Tes
obyektif memilih
2.
Te
sobyektif mengisi
3.
Tes obyektif
jawaban terbatas
A.
Bentuk Tes Objektif Memilih
Dalam bentuk tes objektif memilih,
jawaban soal sudah ada/tercantum. Tugas testee atau siswa, memilih salah satu
jawaban yang paling tepat, pilihan lainnya berupa pengecoh.
TIpe soal ini dibagi dalam dua bagian :
1.
OBJEKTIF
PILIHAN DUA (PILIHAN ALTERNATIF)
Hakikatnya, sebuah pertanyaan, siswa tinggal; memilih jawaban yang
tepat. Karakteristiknya, hanya ada dua pilihan yang berbeda. Tugas siswa
memilih salah satu di antara keduanya. Bentuknya terdiri atas sebuah pernyataan
yang dijawab dengan betul dan salah. Contohnya :
·
Petunjuk
: Tulislah huruf b bila pernyataan benar dan huruf s bila anda menganggap
salah. Lakukanlah pada lembar jawaban.
SOAL
1.
Pi’lu
madhi adalah kata kerja mendatang
2.
Hurufun-nawaasib
mennasabkan isim
Rumusan
perhitungan SKOR MENTAH BERSIH(SMB) untuk objektif pilihan dua
sebagai berikut :
Sk= (B-S) . BT
Rumusan SKOR MENTAH KOTOR(SMK) sebagai berikut:
Sk =B.Bt
Sk=skor
B= jumlah
jawaban siswa yang benar
S= jumlah
jawaban siswa yang salah
Bt= bobot skor
tiap soal
2.
OBJEKTIF
PILIHAN BERGANDA (MULTIPLE CHOICE)
Karakteristik
dalam bentuk ini adalah hanya ada satu jawaban yang benar yang disebut kunci
jawaban, option yang lainnya disebut pengecoh(distractor).
Variasi bentuknya ada tiga macam :
a.
Kalimat
pengantar(stem) berupa kalimat tak lengkap.
b.
Kalimat
pengantar yang diakhiri dengan kata KECUALI.
c.
Stem
berupa kalimat tanya, option sebagai jawabnya.
Rumusan perhitunga SKOR MENTAH KOTOR(SMK) untuk pilhan ganda ini :
Sk = B. Bt
Tipe-tipe tes objektif pilihan ganda sebagai berikut:
Ø PILIHAN GANDA BIASA(MULTIPLE CHOICE)
Contohnya :
1.
Di
antara deretan isim berikut, yang termasuk isim maushul adalah...
a.
Ila
b.
An
c.
Wa
d.
Ila
e.
Fi
Ø PILIHAN GANDA ANALISIS KASUS
Hakikatnya sama dengan pilihan ganda biasa, namun sebelum diberi
stem, diajukan terlebih dahulu suatu kasus. Contohnya :
1.
Dzahabtu
ila madrosatun.
Jumlah
diatas kurang sempurna karena...
a.
Ila
harus dihilangkan
b.
Madrosatun
harusnya madrosatin
c.
Madrosatun
harusnya madrosatan
d.
Ila
diganti dengan huruf fii
e.
Ila diganti
dengan huruf wa
Ø PILIHAN GANDA ANALISIS HUBUNGAN ANTARHAL
Bentuknya adalah pernyataan diikuti alasan dan ada-tidaknya
hubungan sebab akibat. Cara membuatnya adalah dengan menetapkan pernyataan dan
alasan baru hubungannya. Dalam hal ini pertanyaan masih satu masalah. Contohnya
:
Petunjuk
Pada soal-soal berikut terdapat kalimat-kalimat yang terdiri dari
pernyataan yang diikuti alasan.
Pilihlah:
a.
Jika
kedua pernyataan betul dan keduanya menunjukkan sebab akibat
b.
Jika
keduanya betul tetapi tidak menunjukkan sebab akibat
c.
Jika
pernyataan betul tapi alasan salah
d.
Jika
pernyataan salah tapi alasan betul
e.
Jika
baik pernyataan maupun alasan salah
Contohnya :
1.
Isim
bila sebelumnya huruf jar maka harus majrur
2.
Harfu
jar memajrurkan isim
Ø PILIHAN ASOSIASI GANDA
jenis pilihan ganda ini, pilihan yang benar lebih dari satu
kemungkinan. Contohnya:
petunjuk
untuk soal-soal berikut pilihlah dengan cara memberikan tanda
silang pada huruf:
a.
Jika
1,2,3 betul
b.
Jika
1 & 3 betul
c.
Jika
2&4 betul
d.
Jika
hanya 4 yang betul
e.
Jika
1,2,3,4 betul
Soal
1.
Harfu
jaar diantara :
1.
Ila
2.
Fi
3.
Wa
4.
Pa
Ø MEMILIH PASANGAN
Ketentuan untuk membuat soal ini adalah :
a.
Harus
ada dua bagian
b.
Setiap
bagian /kolom diberi tanda yang berbeda
c.
Jumlah
butir pilihan tidak boleh sama, minimal pemilih lebih satu
d.
Satu
kelompok soal menjodohkan hanya satu materi( misalnya hanya struktur atai hanya
kosa kata)
Contohnya adalah :
Soal
1.
Sambungkanlah
kata disebelah kanan dengan disebelah kiri sesuai dengan lawan katanya!
Saya kamu
Keras cepat
Lambat pintar
Dalam lunak
Bodoh telat
Luar
Ø MEMBACA DIAGRAM/BAGAN/GAMBAR/GRAFIK
Tipe spal ini sebenarnya berupa pilihan ganda, hanya kasusnya dalam
bentuk gambar atau diagram atau bagan atau grafik. Contoh soal:
1.
Perhatikan
bagan berikut !
STATISTIK
PROFESI WARGA JAKARTA TAHUN 2001
No
|
tahun
|
Profesi
|
Jumlah
|
1
|
2001
|
Guru
|
1020
|
2
|
2001
|
Dokter
|
200
|
3
|
2001
|
Koki
|
230
|
4
|
2001
|
Entertainer
|
390
|
Dari keterangan diatas, pada
tahun 2001, profesi manakah yang paling diminati warga jakarta?
a. guru
b. koki
c. dokter
d. koki
e. pengangguran
2.
Tes Objektif Mengisi
Tes objektif isian melengkapi adalah
tes objektif yang mennghendaki siswa mengisikan atau mengadakan jawaban, sebab
jawaban belum ada pada soal. Bentuk tes ini dibagi dalam empat bagian berikut :
1.
TES
OBJEKTIF ISIAN SINGKAT
Bentuk soal ini menghendaki agar siswa mengisikan jawaban hanya
kata atau beberapa kata. Tempat isian pada akhir, awal, atau tengah dalam
rangkaian stem. Contohnya :
a.
Yajhadu
termasuk dalam pi’il...
2.
TES
OBJEKTIF PILIHAN PANJANG
Soal
yang harus diisi harus agak panjang, mungkin sebuah kalimat. Contohnya :
Ma
hiya pi’lul maadhi ?
3.
TES
OBJEKTIF ISIAN KLOSUR
Tes
objektif isian klosur ialah soal mengisi yang identik dengan isian singkat.
Bedanya, dalam isian klosur isian-isian itu terdapat dalam suatu wacana.
Sedangkan isian singkat pada kalimat-kalimat lepas. Isian klosur terbagi dalam
dua bagian :
a.
Klosur
Asli
Jenis
tes isian klosur ini dilakukan dengan cara menghilangkan kata-kata yang di
dalam teks dengan jarak yang teratur tanpa menghiraukan jenis kata tertentu.
Jadi, dengan cara ini siswa dapat mengisikan kata yang dihilangkan/dikosongkan
sehingga teks tersebut merupakan bacaan yang sempurna. Contohnya:
1.
Akmilil
parooghoot fil faqrootil aatiyah litakuuna faqrootan munaasibatan!
Dzahaba...ila l jaami’ati lithoolabil ‘ilmi. Wa
huwa...al-haapilata. Tsumma washola ilal jaami’ati fis saa’ati... shobaahan.
b.
Klosur
tak Asli
Jenis
ini menghendaki siswa agar dapat mengisi kata yang dihilangkan/dikosongkan.
Kata yang dihilangkan tak teratur jaraknya, tergantung pada letak suatu jenis
kata yang diingkinkan. Contohnya: Akmilil
faroghoot fil faqrotil aatiyah litakuuna faqrotan munaasibatan!
Dzahaba muhammadun....al-jaami’ati fii... assaabi’ati...
.
Parokaba
.... pakaanat...muzdahiman bi... .
4.
ISIAN
MEMBACA GAMBAR
Bila
suatu istilah sudah lazim, maka sebaiknya jangan dimasukkan dalam pilihan ganda
tetapi buat;ah dalam isian ini. Contohnya :
Jumlah harful jaari pada surat An-naas
Nomroh
|
Surat
|
ayat
|
Jumlah huruf jar
|
1
|
An-naas
|
1
|
1
|
2
|
An-naas
|
2
|
0
|
3
|
An-naas
|
3
|
0
|
4
|
An-naas
|
4
|
1
|
Berdasarkan tabel diatas, ayat yang terdapat huruf jaarnya paling
banyak adalah?
3.
Tes Objektif Jawaban Terbatas
Bentuk
tes ini menghendaki siswa menghadirkan jawaban artinya jawaban belum ada. Namun
jawaban sudah pasti.
Rumus
perhitungan skor mentah untuk soal ini adalah
Sk
= B x Bt Sk = Skor, B= Jumlah jawaban
benar, Bt = Bobot skor tiap soal
Adapun
bentuk dari tes ini adalah
1. Soal jawaban singkat
Bentuk soal ini dapat diubah menjadi pilihan berganda
atau isian terbatas
Contoh :
استكمل ما ياْتى حسب المفهوم من النص!
عم أحمد يسكن في . . .
2. Membuat kata kerja yang tepat
Contoh :
صحّح الكلمة التي بين القوسين !
(يتكلم) الأساتذة في الفصل
3. Membuat kalimat yang tepat
Contoh
:
اجعل الجملة الإسمية !
4. Tranformasi kalimat
Contoh
:
غيّر الجملة الإسمية إلى الجملة الفعلية !
الطلاب يدرسون في الفصل
5. Membetulkan kalimat
Contoh
:
صحّح هذه الكلمة !
سأل أحمد الأستاذ غدا
6. Menyusun Kata Acak menjadi kalimat sempurna
Contoh
:
رتب اكلمات الأ تية لتكون جملة مفيدة!
الى- ذهب- محمد- الجامعة
7. Menyusun kalimat menjadi paragraph.
Contoh:
رتب الجملة الأ تية لتكون فقرة منا سبة!
و وصل اليها في الساعة السابعة صباحا
ذهب أحمد الي الجامعة لطلاب العلم
فركب الحا فلة المزدحمة
8. Menuliskan kembali dengan qowaid yang tepat
Contoh :
صحّح هذه الكلمة !
يحتاج المسلمين إلى العلم
II.2 Bentuk Tes Uraian
Tes Uraian adalah sebuah pertanyaan yang
membutuhkan jawaban uraian yang relatif panjang. Siswa harus menjelaskan, membandingkan, dan
mencari perbedaan sehingga siswa dapat mengerti suatu materi pelajaran. Sehingga
tes uraian menuntut agar siswa dapat mengingat, menyusun, dan memadukan
pengetahuan yang telah dipelajari dengan rangkaian kalimat yang teratur.
Ciri-Ciri Soal Uraian
a. Jawaban merupakan uraian
b. Siswa tidak bisa main terka dalam menjawab
c. Soal ini menuntut siswa untuk
mengerti materi secara mendalam
d. Mutu jawaban tergantung kepandaian
siswa memilih dan menyusun kata
e. Pemeriksa dapat tertipu pada jawaban yang panjang dan indah namun kosong
makna
f. Jumlah soal terbatas karena memerlukan waktu yang panjang untuk menjawab
g. Pembuatan soal mudah, pemeriksaannya relatif sulit
h. Kunci jawaban sulit dibuat dengan pasti
i.
Tingkat kebenaran jawaban subjektif
Kebaikan Soal Uraian
a. Pembuatan soal relatif mudah, sederhana, dan ekonomis
b. Berfungsi ganda, pertama mengetes kemampuan berpikir dan kemampuan bahasa
siswa
c. Kemungkinan menebak dan mencontek sedikit
d. Dapat mengukur kognitif yang tinggi
e. Dapat dijadikan objek analisis bahasa
f. Lebih mendorong siswa untuk belajar
g. Dapat mengetahui bagian yang belum dikuasai siswa
Kelemahan Soal Uraian
a. Tidak dapat menjangkau seluruh materi. Karena terbatasnya waktu sehingga
bahasan yang diujikan terbatas dan luasnya jawaban.
b. Pemeriksaan membutuhan waktu yang lama
c. Kunci jawaban tidak dapat dibuat dengan pasti
d. Penilaian dipengaruhi oleh keadaan tulisan siswa
e. Hanya dapat dikoreksi oleh pembuat
f. Biasanya terjadi perbedaan pendapat antara siswa dan guru
g. Tingkat kepercayaan kurang (unreliable)
sebab jawaban siswa berbeda-beda
h. Kerap terjadi jawaban panjang namun bermutu rendah
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
soal uraian
1. Gunakan bahasa yang efektif dan mudah dipahami
2. Bila perlu buat semacam penjelasan
uraian terlebih dulu baru setelah itu mengajukan soal
3. Usahakan dalam satu nomor jangan berikan beberapa soal, jika terpaksa
buatlah poin-poin (a,b,c,.....)
4. Soal uraian hendaknya diberi bobot skor berdasarkan :
a. Pentingnya masalah yang ada dalam soal
b. Tingkat kesulitan
c. Luasnya jawaban
5. Hindari penggunaan kata tanya yang siapa, apa, dimana atau soal yang
hanya memerlukan jawaban ya atau tidak
6. Sebaiknya soal tidak menyinggung unsur SARA (Suku, Agama, Ras)
7. Buatlah petunjuk menjawab soal dengan jelas
8. Sebaiknya susun terlebih dahulu untuk pokok jawaban yang dikehendaki lalu
buatlah penskoran
Bentuk Tes Uraian Nonobjektif (BUNO)
Bentuk Tes Uraian Nonobjektif (BUNO) adalah
tes yang menuntut siswa memberi jawaban berdasarkan pendapat, dan pandangannya.
Jawaban dari soal ini luas sekali dan tanpa batas. Batasnya tergantung pada
kemampuan siswa. Jadi pertanyaan, berupa masalah yang harus dipecahkan, dan
dianalisis oleh siswa.
Bentuk tes ini dapat dibatasi dengan dua cara
yaitu :
a. Pembatasan secara eksplisit
Batas jawaban dinyatakan secara tegas dengan hanya
menanyakan aspek tertentu saja. Contoh :
لماذا تستطيع القرية أن تكون منظمة جميلة ؟
b. Pembatasan secara implisit
Batas dari pernyataan tidak disebutkan dengan tegas.
Namun, sebenarnya pada pertanyaan atau
masalah yang diajukan terdapat batasan.
ماذا تعرف عن الشاي؟
Bentuk Tes Uraian Objektif (BUO) / Esai
tertutup
Bentuk
tes ini memiliki jawaban yang pasti sehinga memungkinkan melakukan penskoran
secara objektif. Bentuk soal inipun dapat dibuat rumusan jawabannya. Walaupun
jawaban siswa bervariasi tetapi dapat diperiksa oleh orang yang berbeda dan
tetap akan menghasilkan skor yang sama. Contoh :
اذكر أنواع الفعل؟
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dalam
dunia pembelajaran ternyata begitu banyak bentuk-bentuk tes. Artinya seorang
guru dapat menggunakan bentuk atau cara yang bermacam-macam dalam proses
evaluasi/tes para siswanya. Sehingga guru bisa menggunakan bentuk tes yang
paling efektif menurut tingkat kemampuan siswa
Secara
singkat, bahwa tes terbagi menjadi dua. Pertama, tes objektif yakni tes yang terdiri dari item-item(stem) yang dapat dijawab dengan
jalan memilih salah satu alternatif(option) yang benar dari alternatif yang
tersedia atau dengan mengisi jawaban yang benar. Kedua, tes uraian / subjektif yakni sebuah
pertanyaan yang membutuhkan jawaban uraian yang relatif panjang. Siswa harus menjelaskan, membandingkan, dan
mencari perbedaan sehingga siswa dapat mengerti suatu materi pelajaran.
Kedua
tes tersebut dapat digunakan oleh guru dan disesuaikan dengan tingkat
pendidikan / pemahaman siswa terhadap suatu materi.
III.2 Penutup
Sekian
makalah yang kami susun. Semoga dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran. Dan
semoga makalah ini dapat menjadi salah satu masukan yang baik untuk para calon
guru. Kami memohon maaf atas kekurangan. Dan kami harap saran yang membangun
dari pembaaca demi perbaikan kedepannya.
RUJUKAN
Hidayat, Kosadi dkk.1994. Evaluasi Pendidikan dan
Penerapannya Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: CV ALFABETA
Djalal, M. Fachruddin.1985. Penilaian Dalam Pengajaran
Bahasa Arab. Malang: IKIP Malang
3 komentar:
nice post untuk kaidahnya
kunjungi juga https://ittelkom-sby.ac.id/
sangat bermanfaat
Posting Komentar